Cara Mengatasi Sampah
Di
S
u
s
u
n
Oleh :
© Ahmadiansyah
© Angela Erlandi
©
Ayu Fatimah
©
Eka Putri Mj.
©
Indra Alam Muzzakir
©
Parwati
Dibimbing Oleh :
Ibu Yuyun S.pd & Pak Suherman S.pd
Tahun Ajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah ini dengan harapan, makalah ini dapat berguna bagi rekan-rekan sekalian
serta dapat menjadi bahan pembelajaran yang berguna. Harapan kami, dengan
hadirnya makalah ini dengan pembahasan mengenai sampah dapat membuka sudut
pandang dan pemikiran rekan-rekan sekalian terhadap lingkungan dimana kita
semua tinggal. Selain itu, yang diharapkan juga adalah tingkat kesadaran kita
untuk menjaga dan merawat lingkungan kita demi kebaikan kita semua.
Tidak lupa pula, kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Yuyun dan Pak Suherman
yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan benar. Makalah ini bertemakan sampah dengan judul “Cara Mengatasi Sampah”
yang tentunya tidaklah luput dari kesalahan.Dengan demikian, saran dan kritik
yang membagun tetap kami nantikan dan harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bima,
Oktober 2013
Penulis
Daftar Isi
Sampul Halaman....................................................................................................................................
Kata
Pengantar......................................................................................................................................
Daftar
Isi................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................
A.
Latar
Belakang.............................................................................................................................
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................................................
C.
Tujuan..........................................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................................
A.
Metode
Pembuangan..................................................................................................................
B.
Metode
Daur-Ulang.....................................................................................................................
C.
Metode
Penghindaran dan Pengurangan...................................................................................
D.
Konsep
Pengolahan
Sampah.......................................................................................................
E.
Pendidikan
dan Kesadaran..........................................................................................................
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................................
A.
Kesimpulan..................................................................................................................................
B.
Saran............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan yang asri adalah
idaman setiap orang.Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan.Tidak satupun
makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa
yang terjadi sekarang ini? Harapan untuk hidup sehat hanyalah harapan, jika
tidak diimbangi dengan perilaku yang ramah lingkungan.Sampah ada dimana-mana,
pencemaranpun tak terhindarkan.Baik pencemaran tanah, air maupunudara.
Sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah sampah yang akan diproduksi. Seperti yang pernah kita saksikan di televisi beberapa saat lalu, bagaimana kondisi teluk Jakarta saat ini?“Pulau Sampah” itulah sebutannya.Bahkan beberapa tahun yang lalu pernah terjadi meledaknya tumpukan sampah dari sebuah TPA yang membawa korban.Dan tergenangnya beberapa daerah akibat bertumpuknya sampah karena pembuangan sampah ke bantaran sungai yang disusul dengan datangnya musim penghujan.Sekarang bagaimana solusinya?
Di dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau mengelola sampah dengan serius dan dengan cara yang baik dan benar maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan mendatangkan penghasilan(uang).
Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit.Melalui suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana dari kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.
Sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah sampah yang akan diproduksi. Seperti yang pernah kita saksikan di televisi beberapa saat lalu, bagaimana kondisi teluk Jakarta saat ini?“Pulau Sampah” itulah sebutannya.Bahkan beberapa tahun yang lalu pernah terjadi meledaknya tumpukan sampah dari sebuah TPA yang membawa korban.Dan tergenangnya beberapa daerah akibat bertumpuknya sampah karena pembuangan sampah ke bantaran sungai yang disusul dengan datangnya musim penghujan.Sekarang bagaimana solusinya?
Di dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau mengelola sampah dengan serius dan dengan cara yang baik dan benar maka sampah bukanlah masalah. Sampah bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan mendatangkan penghasilan(uang).
Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit.Melalui suatu pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana dari kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk hidup bersih dan sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana MetodePembuangan ?
2. Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
3. Bagaimana Metode penghindaran dan pengurangan sampah?
4. Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang sampah?
5. Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
6. Bagaimana Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik?
2. Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
3. Bagaimana Metode penghindaran dan pengurangan sampah?
4. Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang sampah?
5. Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
6. Bagaimana Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik?
C. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan umum tentang pembuatan makalah ini
adalah bagaimana pembaca mampu mengetahui tentang masalah sampah dan soslusi
mengatasi sampah tersebut.
2. Tujuan khusus tentang pembuatan makalah ini
yaitu :
a.
Menjelaskan Bagaimana cara Metoda Pembuangan ?
b. Menjelaskan Bagaimana Metode Daur-ulang sampah ?
c. Menjelaskan Bagaimana cara Metode penghindaran dan pengurangan sampah?
d. Untuk mengetahui Apakah itu Pendidikan dan Kesadaran tentang sampah?
e. Untuk mengetahui Apakah Manfaat pengelolaan sampah?
f.
Untukmengetahui bagaimana
bencana sampah yang tidak
dikelola dengan baik?
BABII
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah.Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,cair,gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda-beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
A. Metode Pembuangan
1.
Penimbunan Darat
Pembuangan
sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode
ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di
tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang-lubang dalam. Sebuah situs penimbunan
darat yang di desain dan di
kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan
murah. Sedangkan penimbunan
darat yang tidak dirancang
dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya(di bandung kandungan gas methan ini meledak
dan melongsorkan gunung sampah).
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah yang mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah yang mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2.
Pembakaran/Pengkremasian Sampah
Pembakaran adalah
metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan
sampah lain yang melibatkan
temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah
sampah menjadi panas, gas, uap dan abu. Pengkremasian dilakukan oleh perorangan
atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian
dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah
berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah
metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan atasadanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik, contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan sampah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan atasadanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik, contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
B. Metode Daur-Ulang
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya
untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listik. Metode-metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
1. Pengolahan Kembali Secara Fisik.
Metode ini
adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan
menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti PVC, LDPE, PP, dan PS juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti PVC, LDPE, PP, dan PS juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
2. Pengolahan Biologi
a. Pengkomposan
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tanggaseperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tanggaseperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk dikomposkan.
b. PemulihanEnergi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadibahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadibahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
C. Metode Penghindaran
dan Pengurangan
Sebuah metode
yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk ,
atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti
tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk
menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) danmendesain
produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama
(contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
D. Konsep Pengelolaan
Sampah
Terdapat
beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya,
antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang
digunakan adalah:
a.
Hirarki Sampah
Hirarki limbah merujuk kepada " 3 M
" mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari
segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian
besar strategi minimalisasi sampah.Tujuan limbah hirarki adalah untuk mengambil
keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk menghasilkan jumlah
minimum limbah.
b.
Perpanjangan TanggungJawab Penghasil Sampah / Extended Producer Responsibility
(EPR)
EPRadalah suatu
strategi yang dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang
berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir dari pembuangan biaya hidup) ke
dalam pasar harga produk.Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan untuk
menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan
diperkenalkan ke pasar.Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan atau
menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka berguna
setelah kehidupan serta selama manufaktur.
c.
Prinsip
Pengotor Membayar
Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di
mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan dengan
pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk membayar
sesuai dari pembuangan.
E. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan
kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari
perspektif global dari manajemen sumber daya.Pernyataan yang Talloires
merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah
terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber
daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi
limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan
lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan
hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan
keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan.
Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan
pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya
pengelolaan sampah di universitas proyek.Universitas pendidikan kejuruan dan
dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga
Manajemen dari limbah.
F. Manfaat Pengelolaan
Sampah
a) Penghematan sumber daya alam
b) Penghematan energi
c) Penghematan lahan TPA
d) Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
b) Penghematan energi
c) Penghematan lahan TPA
d) Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
G. Bencana Sampah
yang Tidak Dikelola dengan Baik
1. Longsor tumpukan sampah:
Longsor sampah
2. Sumber penyakit
3.Pencemaran lingkungan.
2. Sumber penyakit
3.Pencemaran lingkungan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini yaitu Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah.Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,cair,gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
B. Saran
Pendidikan
mengenai sampah dan penanganannya mesti diajarkan sejak dini.Anak-anak dilatih
mengenali sampah organik, daur ulang, sampah kimia dan dilatih membuang sampah
pada tempatnya.Setiap keluarga diajarkan membuang sampah rumah tangga secara
terpisah.Sampah organik mesti dikelola dalam rumah tangga sendiri sebagai
kompos.Pemisahan sampah itu penting. Sampah daur ulang seperti barang-barang
bekas berupa botol kaca maupun plastik, tas kresek, majalah, koran, dapat
dicuci dan dijual atau dikembalikan pada perusahaan itu sendiri. Daur ulang
adalah solusi bermanfaat. Anggota Pramuka, pecinta alam, kelompok pemuda agar
dikerahkan untuk turut belajar mengelola sampah.
Perusahaan yang memproduksi makanan mesti ikut bertanggung jawab dengan sampah hasil produksinya.Sebaiknya, perusahaan-perusahaan itu membeli kembali "sampah"-nya melalui agen-agen yang telah ditentukan untuk memudahkan konsumen mengelola sampah dari produk yang mereka konsumsi itu.Peran pemulung penting, namun lebih tepat kegiatan ini menjadi swadaya masyarakat bekerjasama dengan pemilik perusahaan.
Para pedagang dan pemilik pasar jangan ikut merusak lingkungan dengan memberikan tambahan tas plastik/tas kresek pada konsumennya. Sampah plastik paling tak terkendali penanganannya. Ibu-ibu rumah tangga, jika pergi belanja, sebaiknya punya tas belanja yang kuat, dapat dibersihkan sewaktu-waktu.
Tugas pemerintah adalah mengelola sampah kimia seperti bekas baterai, obat pertisida, sampah kaca, rongsokan besi bekas mobil dan motor, termasuk sampah dari rumah sakit.Masyarakat juga perlu tahu, selama ini sampah berbahaya itu dikelola siapa dan bagaimana penanganannya.Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait dengan kegiatan instansi/klinik kesehatan membuang sampah "berbahaya".
Pemerintah harus menerapkan punishment pada warga yang membuang sampah (serta meludah) sembarangan.Aturan tidak membuang sampah terbuka (tanpa pembungkus) sembarangan hingga sampah berserakan mesti ditegaskan dan disosialisasikan kembali dengan melibatkan aparatur desa.
Sungai dan got sesungguhnya adalah tempat mendistribusikan air bersih, bukan untuk sampah, apalagi limbah kimia rumah tangga (air bekas sabun, pasta gigi, sampo), termasuk limbah buang hajat atau dari bekas minyak masakan. Air sungai dan got akan mengairi persawahan dan menjadi konsumsi masyarakat. Belum lagi limbah hasil industri dan bisnis perbengkelan seperti bekas olie dan solar.Terlalu terbiasa orang menganggap materi itu tidak berbahaya.
Pertumbuhan pembangunan/penduduk dan munculnya perumahan-perumahan tak bertanggung jawab, akan mengalirkan limbah mereka ke saluran-saluran air (irigasi) yang menjadi sumber penting kehidupan masyarakat di masa depan. Sebaiknya perumahan tersebut membuat septic-tank masing-masing sehingga air yang mengalir ke saluran irigasi hanya air bersih semata. Kembalikan fungsi got dan sungai menjadi irigasi air bersih.
Perusahaan yang memproduksi makanan mesti ikut bertanggung jawab dengan sampah hasil produksinya.Sebaiknya, perusahaan-perusahaan itu membeli kembali "sampah"-nya melalui agen-agen yang telah ditentukan untuk memudahkan konsumen mengelola sampah dari produk yang mereka konsumsi itu.Peran pemulung penting, namun lebih tepat kegiatan ini menjadi swadaya masyarakat bekerjasama dengan pemilik perusahaan.
Para pedagang dan pemilik pasar jangan ikut merusak lingkungan dengan memberikan tambahan tas plastik/tas kresek pada konsumennya. Sampah plastik paling tak terkendali penanganannya. Ibu-ibu rumah tangga, jika pergi belanja, sebaiknya punya tas belanja yang kuat, dapat dibersihkan sewaktu-waktu.
Tugas pemerintah adalah mengelola sampah kimia seperti bekas baterai, obat pertisida, sampah kaca, rongsokan besi bekas mobil dan motor, termasuk sampah dari rumah sakit.Masyarakat juga perlu tahu, selama ini sampah berbahaya itu dikelola siapa dan bagaimana penanganannya.Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait dengan kegiatan instansi/klinik kesehatan membuang sampah "berbahaya".
Pemerintah harus menerapkan punishment pada warga yang membuang sampah (serta meludah) sembarangan.Aturan tidak membuang sampah terbuka (tanpa pembungkus) sembarangan hingga sampah berserakan mesti ditegaskan dan disosialisasikan kembali dengan melibatkan aparatur desa.
Sungai dan got sesungguhnya adalah tempat mendistribusikan air bersih, bukan untuk sampah, apalagi limbah kimia rumah tangga (air bekas sabun, pasta gigi, sampo), termasuk limbah buang hajat atau dari bekas minyak masakan. Air sungai dan got akan mengairi persawahan dan menjadi konsumsi masyarakat. Belum lagi limbah hasil industri dan bisnis perbengkelan seperti bekas olie dan solar.Terlalu terbiasa orang menganggap materi itu tidak berbahaya.
Pertumbuhan pembangunan/penduduk dan munculnya perumahan-perumahan tak bertanggung jawab, akan mengalirkan limbah mereka ke saluran-saluran air (irigasi) yang menjadi sumber penting kehidupan masyarakat di masa depan. Sebaiknya perumahan tersebut membuat septic-tank masing-masing sehingga air yang mengalir ke saluran irigasi hanya air bersih semata. Kembalikan fungsi got dan sungai menjadi irigasi air bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar